Hai, aku Mahda, dan sekarang sedang berusia 27 tahun.
Siapa sangka aku bisa mencapai usia yang sekarang? Aku saja tidak menyangka. Padahal rasanya baru kemarin aku jatuh dari ayunan di taman kanak-kanak, rasanya baru kemarin aku latihan tari jaipong untuk kegiatan pramuka di sekolah dasar, baru kemarin aku melakukan pagelaran perpisahan di SMP, pulang malam untuk rapat dan dicaci maki oleh banci, baru kemarin tidur di atas rumput hijau cikal bakal perumahan (yang tentu saja sekarang sudah dibangun) yang dekat dengan SMAku, menatap langit biru dan awan putih bersama Puspita. Atau bahkan rasanya baru kemarin aku masuk kuliah, tersesat di gedung BAAK yang bahkan tidak terlalu besar, menemui gebetan pertamaku di kampus, seorang kakak tingkat berkulit putih dengan inisial A.
"Sini saya bantu tunjukin jalan"
Aih.. aih..
Ternyata itu sudah 8 tahun lalu. D e l a p a n t a h u n l a l u. Gila. Ternyata hidup memang sesingkat itu.
Banyak sekali yang sudah terlewati. Tentu saja banyak. Segala hal, naik turun, susah senang, banyak sekali yang terjadi sampai usiaku yang sekarang. Lucunya, banyak hal-hal yang terjawab di usiaku yang sedang memasuki 'dewasa' sepenuhnya ini. Diantaranya adalah, kenapa orang dewasa kalau minum kopi sedikit-sedikit? Yang pertama karena giung, yang kedua, rasanya lebih nikmat jika dinikmati sedikit-sedikit, tanpa alasan, memang enak. Walaupun tetap jadi kurang enak jika sudah dingin.
Kemudian kedua, kenapa orang dewasa sama-sama pulang sore, tapi tidak bisa meluangkan waktu dan seperti tidak punya tenaga untuk bermain? Karena capek. Kerja dengan otak jauh lebih melelahkan daripada kerja dengan otot. Ketika berkegiatan banyak melibatkan pikiran dan perasaan (juga fisik tentu), itu jauuuhhhhh lebih melelahkan, bermain memang bersenang-senang, tapi kalau lelah jadi tidak menyenangkan juga, kami sekarang lebih suka tidur.
Selanjutnya, kenapa orang dewasa tidak bisa menembus hujan untuk pulang ke rumah jika terjebak hujan di luar? Waktu aku masih sekolah dasar, aku sering pulang dengan keadaan langit hujan, tapi aku cuek saja, toh hanya basah, dan beberapa orang yang tanya "kenapa hujan-hujanan?", tapi ya tidak masalah, aku pulang dan langsung ganti baju. Menyenangkannya lagi kalau ada teman, kita bisa main air, atau lari-larian dan tertawa-tawa. Menyenangkan. Tapi hujan-hujanan di usia dewasa sudah tidak bisa dilakukan karena yang pertama dan utama, malu. Untuk apa hujan-hujanan, seperti tidak mampu beli payung atau menggunakan kendaraan yang lebih layak saja. Rasanya jarang juga ada orang dewasa yang sengaja hujan-hujanan dan jalan kaki, terlihat aneh. Kenapa tidak tunggu reda? Apa tidak masuk angin? Dan ya, kami rentan masuk angin. Tapi sejujurnya, di umur 27, menurutku hujan-hujanan masih menyenangkan, kalau saja orang-orang tidak peduli.
Tapi di umur saat ini, ada hal menyebalkan yang aku rasakan. Kenapa aku tidak punya pemikiran sekarang di usiaku yang dulu-dulu? Bahkan sampai kuliah, aku masih merasa, bego banget anjir lu dulu. Aku banyak mengetahui banyak hal dari 0. Aku tidak tahu apakah ada yang salah dari proses belajarku, tapi banyak sekali yang aku ketinggalan tahu, ketika orang lain sudah tahu. Walaupun pengetahuan orang berbeda-beda ya, tapi aku se-tidak-tahu itu. Mungkin karena aku kurang peduli dan peka terhadap lingkungan, mungkin karena aku merasa hidupku aman dan nyaman, tapi ternyata hal itu menyulitkan di saat dewasa.
Jadi mungkin saranku pada orang-orang yang masih di usia 20-an, tolong eksplor lebih banyak hal. Orang yang usianya masih muda, dibawahku, terutama ketika kuliah, ternyata banyak sekali yang bisa ditelusuri, dicoba, dijalankan dan kesempatan-kesempatan seperti ini tidak akan datang dua kali, terutama saat kamu sudah kadung lulus kuliah dan terpaksa bekerja nine to five sehingga waktu-waktu kosong itu sudah tidak ada lagi. Let me tell you, setelah bekerja, waktumu benar-benar habis lebih cepat, dan sudah sulit untuk eksplor apapun. Bisa, tapi sulit dan perlu ada hal-hal yang dikorbankan. Teori anak-anak punya banyak energi dan waktu tidak punya uang, dewasa punya energi dan uang tapi tidak ada waktu, dan masa tua yang punya banyak waktu dan uang tapi tidak punya energi itu benar adanya.
Aku rasa tulisan ini mulai membosankan.
Hanya saja, yang ingin aku sampaikan, banyak hal yang terjadi, dan semakin dewasa rasanya entah kenapa semakin sulit. Teman-temanmu berkurang, waktumu berkurang, tanggung jawabmu semakin besar dan semakin banyak. Satu pertanyaan lagi terjawab, kenapa orang dewasa selalu bilang nikmati waktumu, jangan terburu-buru ingin dewasa. Karena dewasa itu tidak enak! (kecuali bagian bisa punya uang dan bersenang-senang, itu juga jarang, hm).
Quarter life crisis juga benar adanya, banyak kebingungan yang dirasakan di umurku yang sekarang. Banyak pilihan-pilihan yang muncul, tapi ada kalanya tidak ada pilihan yang mudah. Bingung menentukan arah hidup mau kemana, karena masa depan tergantung aku pada saat ini, dan pilihan-pilihan yang kubuat. Hidupku banyak gelisah dan batinku selalu berbisik: aku tidak nyaman.
Aku yang dulu selalu bersemangat dan selalu mengingatkan diriku sendiri untuk bersyukur, sekarang tidak ada, karena bertahan pun rasanya susah payah sekali. Dan aku sendirian. Padahal banyak hal-hal menyenangkan yang aku alami, atau mungkin Karma Ura dalam buku Bliss benar, bahagia itu relasional, jadi sulit bahagia ketika aku bahagia sendirian. Entahlah.
Itu dulu saja, tapi aku tetap senang dan nyaman dengan hidupku kok! Aku cuma, agak kehilangan arah dan bingung saja. Tapi semoga hal-hal ini, pertanyaan-pertanyaan baru yang muncul di usiaku yang 27 tahun, akan terjawab juga kelak, dan tentunya, membuatku nyaman kembali.
Note: tulisan ini dibuat di sore hari yang sejuk, agak gelap karena mendung, disamping jendela, diluar sedang hujan rintik-rintik. Dan perasaanku sedang nyaman.