Wednesday, 21 October 2015

Diam

 Gue ini, kadang suka males ngomong, soalnya gue tipe yang benci sama obrolan yang basa-basi. Makannya gue juga bakal nyaman banget kalo temenan sama orang yang bisa di ajak pergi berdua, tapi bisa nggak saling bicara, dan nggak jadi canggung juga..


                                                                                    ***

     Sebuah pesan singkat masuk ke dalam ponselku.

     "Ketemu yuk? Aku kangen kamu."
     Dari Andre. Aku merengut membacanya.
     "Aku lagi namatin novel. Kamu tau kan aku nggak suka diganggu kalo lagi baca? Nanti deh ya?"
     Tapi Andre tidak menyerah.
     "Bawa aja bukunya, kita ke taman, aku nggak akan ganggu. Aku cuma pengen lihat kamu. Kujemput deh."
     Akhirnya aku menyerah. "Baiklah."

                                                                                   ***
      Akhirnya disinilah kami, duduk di atas rerumputan, di bawah sebuah pohon rindang di depan sebuah danau kecil. Panas matahari terik, namun suara air yang tenang dan hembusan angin yang perlahan membuat suasana menjadi begitu damai dan nyaman.
     Kami hanya diam. Lasya membaca novelnya dengan serius tanpa berusaha berbicara denganku. Sesekali ia tersenyum (bukan padaku, tapi pada novelnya). Sisanya wajahnya datar tanpa ekspresi. Melihatnya membaca seperti itu membuatku tahu seperti apa Lasya sebenarnya. Aku memperhatikan wajahnya diam-diam.
     Wajahnya bulat, matanya besar berbinar dan kulitnya kecoklatan. Sekilas ia tampak biasa saja namun mengingat dia adalah gadis yang kusayang, semuanya jadi berbeda. Aku menjadi begitu puas walaupun di pertemuan kami ini ia tak bicara padaku sama sekali. Melihatnya saja, aku sudah merasa cukup. Akhirnya, dalam ketenangan pikiranku, aku merebahkan tubuhku di atas rerumputan, menyandarkan kepalaku di kakinya dan memejamkan mata. Lasya nampaknya tidak keberatan. Aku senang karenanya. Angin masih berhembus kecil menerpa kulitku, sejuk dan membuat mengantuk, tapi aku tidak tidur.
     Dua puluh menit berlalu. Lasya meregangkan tubuhnya namun seperti berusaha tidak membuatku terganggu. Kupikir ia baru selesai membaca namun aku tidak merubah posisiku karena malas bergerak, angin-angin ini benar-benar memanjakanku. Namun tiba-tiba tangan Lasya mampir ke rambutku, kemudian ke pipiku. Ia mengelusnya perlahan dengan sangat lembut, dengan sayang.

     "Maaf ya mengabaikanmu. Aku tidak bermaksud begitu. Aku pasti cewek yang membosankan ya?"

                                                                                  ***

*P.S: Andre disini aku ambil dari nama andreru26. Ndre, aku pinjem namanya yaaa x))



Sunday, 18 October 2015

Hampa

Aku merasa rindu
Tak tahu pada siapa

Aku ingin bertemu
Tak tahu pada siapa

Aku butuh bersandar
Tak tahu pada siapa

Semuanya hanya terasa
Namun tak terisi.

Friday, 9 October 2015

Lomba Lari

Kamu tepat berada di depanku
Kamu lebih cepat, aku tak bisa mendekat
Namun,
Percuma saja jika aku berlari kan?
Aku hanya akan lelah,
menyakiti diriku sendiri,
dan tetap kalah.

Jadi aku berhenti disini, saat ini juga.