Perpustakaan UPI- 30 Oktober 2018 kemarin
yang bertepatan dengan hari minggu, saya diajak pacar saya untuk mengikuti
sebuah kegiatan anak motor yang bernama Distinguished Gentleman’s Ride. Untuk
saya yang selama ini hanya hidup di gua dan tidak pernah piknik kegiatan ini
benar-benar asing. Sebenarnya kegiatan apa sih ini? Momotoran pake motor
vintage? Terus apa?
Kemudian
saya dijelaskan sedikit oleh pacar saya kalau ini merupakan acara rutin yang
diadakan setiap tahun. Dia sendiri sudah mengikuti kegiatan ini sejak tahun
2016 ( yang berarti dia sudah tiga kali ikut). Awalnya saya hanya dijelaskan
kalau kegiatan ini hanya kegiatan momotoran
atau berkendara saja. Dia juga menjelaskan tipe-tipe motor yang bisa ikut dalam
kegiatan ini.
naikmotor.com |
Jadi kalau
kalian pengguna motor bebek atau ninja, kalian tidak bisa mengikuti acara ini. Wayahna. Kemudian, dari penjelasan yang
dipaparkan oleh pacar, saya mulai mencari informasi tambahan mengenai kegiatan
ini di instragram dengan melakukan pencarian #DGRBandung. Dan yang saya lihat
adalah sekelompok om-om yang sedang naik motor vintage (motor keluaran lama
atau gaya jadul<?>). Dan yang saya pikirkan saat itu adalah: “Anjir, ini sih acara anak geng motor.
Serem.”. Lalu saya menjadi agak ragu-ragu untuk mengikuti acara itu. Saya
juga membaca aturan lainnya untuk mengikuti DGR, yaitu menggunakan dresscode setelan jas resmi. Lah terus
saya harus pakai baju apa? Saya kan nggak mungkin pakai jas? Dan saya nggak
punya baju dengan gaya vintage. Hal ini saya utarakan ke pacar yang dia jawab:
“Nggak apa-apa, ikut aja.”. Dan akhirnya, dengan paksaan halus pacar saya dan
menghindari membuat dia kecewa karena saya tidak ikut, sayapun memutuskan untuk
ikut.
Minggu
pagi, saya mandi dan akhirnya memutuskan untuk menggunakan kemeja putih, celana
dan jaket jeans dan.. hanya itu. Baju yang saya harap nggak norak-norak banget diantara orang-orang yang pakai setelan.
Ada beberapa kendala ketika pagi hari yang membuat kami agak terlambat, tapi
tidak masalah. Sudah berpakaian rapi dan tinggal menggunakan kerudung, saya
menunggu pacar saya menjemput.
Ketika saya
keluar dari kosan pukul 10 pagi dan pergi ke jalan raya, saya terenyak. Ada
puluhan motor yang saya lihat. Motor vintage butut yang hanya kerangka, sampai
yang mengilap cerah saya temukan diantara pengendara-pengendaranya yang
menggunakan jas atau rompi dengan kemeja dibagian dalam. Kebanyakan pengendara
juga tidak menggunakan helm full-face,
tapi justru tampilan seperti itu yang membuat acara ini menjadi sangat menarik.
Maksud saya, menggunakan motor vintage berbarengan saja sudah menarik, ditambah
dresscode ini tentunya makin menarik
lagi. Saya seperti di bawa ke masa lalu. Orang-orang menggunakan setelan
vintage yang biasanya hanya saya lihat di televisi atau poster-poster jadul.
Selain
pergi dengan pacar, saya juga membuat janji dengan teman saya yang kebetulan
pacarnya juga memakai motor custom. Saya mengajak teman saya atas dasar
ketakutan saya sebelum acara. Agar saya tidak menjadi perempuan sendirian juga.
Tapi kenyataannya, walaupun mayoritas pengendara adalah laki-laki, saya juga
menemukan 1-2 pengendara perempuan, dan menurut saya ini cute sekali. Perempuan menggunakan setelan vintage diatas motor
vespa klasik dengan helm half-face,
berkendara sendirian. Benar-benar menarik untuk dipandang. Dan banyak pula
ternyata yang mengajak pasangannya untuk ikut. Lebih lucu lagi melihat pasangan
dengan dresscode yang senada. Memang
sepele, tapi saya benar-benar terhibur melihat pemandangan seperti ini.
Titik
kumpul para pengendara untuk tahun ini adalah di PINE HILL, Cibodas, Lembang,
Kabupaten Bandung Barat. Kawasan hutan di Jalan Maribaya itu benar-benar cocok
untuk tempat berkumpul. Tempatnya dikelilingi pohon-pohon pinus tinggi yang
membuat suasana menjadi cukup sejuk ditengah matahari yang super terik siang
itu. Tempat parkirnya sangat penuh, dipenuhi oleh motor-motor klasik tentunya.
Kami turun dari motor dan langsung pergi mencari teman-teman pacar saya yang
kemudian ditemukan di dekat panggung kecil tempat MC dan bintang tamu singgah.
Di sekeliling panggung terdapat banyak sekali truk penjual makanan yang
harganya *ehem cukup mahal. Sebenarnya harganya normal sih, cuma ya..
begitulah.
Kegiatan
kami sendiri disana sebenarnya tidak banyak. Saya sendiri hanya banyak duduk
diam dan memperhatikan sekitar, sementara pacar saya banyak mengobrol banyak
dengan kenalannya yang beragam usia. Yap, relasi orang-orang ini juga luar
biasa. Selain memang karena hubungan laki-laki yang memang mudah akrab, mereka
juga memiliki hobi dan kesukaan yang sama. Motor.
Acaranya
sendiri dimulai sejak para pengendara tiba disana. Dibuka dengan 2 Master Ceremony yang berpakaian vintage,
1 laki-laki dan satu perempuan. Mereka menjelaskan sedikit mengenai acara yang
akrab disebut DGR ini. Jadi, selain untuk mengumpulkan orang-orang yang
menyukai motor klasik, acara ini juga ternyata merupakan acara amal yaitu
dengan cara penggalangan dana yang bertujuan untuk penelitian riset mengenai
kanker prostat dan kesehatan mental pria karena menurut data, sudah banyak pria
yang meninggal karena kanker prostat dan bunuh diri akibat depresi. Mark Hawwa
sendiri (pencetus ide adanya DGR) membuat kegiatan ini agar pandangan negatif
orang-orang mengenai pengguna motor menjadi berkurang (termasuk saya sendiri
yang sempat takut untuk datang ke acara ini, hahaha!).
Kemudian
DGR Bandung 2018 juga mengundang bintang tamu Naif yang tampil dengan cantiknya
menjelang sore hari. Lagu Piknik 72 yang
dikumandangkan menjadi pembuka sore hari yang sejuk saat itu.
Kemudian
setelah beberapa lagu dimainkan, kami memutuskan untuk pulang. Jadi hanya itu.
Hanya kegiatan itu yang dilakukan di DGR, tapi berkesan cukup banyak untuk
saya. Kami pulang di bawah langit oranye yang menandakan akan petang, saya
duduk dibelakang pacar saya, di atas motor scramblernya, berkendara pulang dengan hati yang senang. Senang karena
saya bisa datang ke sana untuk menambah pengetahuan dan pengalaman, senang
pikiran-pikiran buruk saya tidak ada yang terjadi, senang bisa menjadi bagian
dari acara ini. Saya juga belajar, jangan pernah takut untuk mencoba sesuatu
yang baru, jangan takut untuk keluar dari zona nyaman, karena hasilnya tidak
selalu buruk, malah penuh kejutan yang menyenangkan.
Sekian
tulisan saya kali ini, semoga dapat menambah gambaran pembaca mengenai
Distinguished Gentleman’s Ride (bagi yang belum tahu tentunya). Terima kasih
atas waktunya untuk berkunjung!
No comments:
Post a Comment