"Dit!"
Adit berbalik dan melihat Jessika setengah berlari kearahnya.
"Gue cari lo daritadi." ujar Jessika agak terengah karena berlari menyusul Adit.
"Eh, ada apa? Lo kangen sama gue?" seloroh Adit, jahil.
"Apaan sih lo, geer! Gue bawa buku yang mau lo pinjem nih," Jessica mengangkat buku novel fiksi yang ia bawa sedari tadi.
"Wah, thanks! Kapan nih gue balikin?"
"Kalo itu terserah lo aja. Bebas. Tapi inget, bukunya gak boleh lecek, sampulnya jangan sampe kelipet, halamannya juga jangan. Ada pembatasnya kok! Pokoknya...."
"Iya.. iya.. bawel." Adit memotong sambil mengacak rambut Jessika seenanknya. "Pasti buku kesayangan lo ini gue jagain kok!"
Jessika diam. Wajahnya semerah tomat. Adit yang melihat perubahan itu juga ikut diam, mengamati. Kemudian setelah beberapa saat sadar apa yang sedang terjadi.
"G..gue.. gue cabut ya!" Jessika berbalik cepat dan berlari kecil meninggalkan Adit. Terlihat sekali jika cewek itu gugup. Adit berpikir keras. Dia sudah pernah memegang tangan Jessika, bahkan menggendongnya saat cewek itu pingsan di lapangan upacara. Tapi Jessika bersikap biasa saja. Dan saat adit memegang kepalanya, cewek itu... blushing? Adit tertawa. Jadi itu kelemahannya? Elusan di kepala?
***
Setelah sekian lama gak nulis akhirnya dapet ide juga, WAHAHA. Kali ini bukan gara-gara galau, tapi lagi baper. Baper produktif, lol. By the way, asalnya nama cewek disini 'Rere', cuma gue ganti karena beberapa alasan, (hai jess! haha). By the way lagi, cerita ini fiktif dan murni imajinasi liar gue~
No comments:
Post a Comment