Monday 22 February 2016

Dibawah Pohon Palem

Kepada 5 teman kecilku, Riki, Sidik, Huda, Rani dan Dian..

Sejak aku bayi, aku diasuh oleh orang lain, bukan orang tuaku. Rumahku di RT 3 sedangkan aku dititipkan di RT 4, hal itu membuat aku tidak mengenal lingkungan rumahku sendiri.

Sisi baiknya, aku bertemu dengan kalian.

Aku mengenal kalian entah dari kapan. Aku mengenal kalian bahkan sebelum aku bisa berpikir dengan jelas. Yang aku tahu kita suka bermain bersama sejak dulu, sejak aku belum sekolah atau bahkan bisa mandi sendiri.

Permainan yang sering kita lakukan cukup bisa kuingat. Piknik-piknikan. Dimana kita hanya menggelar sebuah sapu tangan kecil di bawah pohon palem yang juga kecil. Kita hanya membawa jajanan kecil, mungkin hanya lima buah, tapi dulu, hal sederhana itu begitu menyenangkan. Sementara para wanita menyiapkan makanan, yang laki-laki sibuk melakukan lomba lari. Diantara mereka bertiga Sidik selalu menang.

Selain itu kita bermain ucing buaya. Dimana salah seorang akan mengejar kita dan sisanya berusaha mencapai tempat tinggi agar tidak tersentuh oleh si buaya. Saat berlari kita akan melakukan gerakan renang seolah-olah sedang berada dalam danau sungguhan. Aku sering menahan senyum jika mengingatnya. Konyol sekali.

Kemudian sisanya kita hanya berkumpul untuk sekedar membicarakan hal-hal sepele, membicarakan bintang (zodiak) tanpa tahu maksudnya, membicarakan jika kita memiliki elemen ("aku pilih elemen api!" "aku air!"), kemudian membuat mitos sendiri ("batu ini berbentuk penyihir, kalau pecah akan terjadi sesuatu yang buruk pada kita!") atau bahkan saling menjodohkan padahal pacaran saja tidak tahu.

Sidik menyukai Rani, cinta monyet. Kami sering menjodoh-jodohkan mereka. Pasti sampai sekarang mereka masih ingat. Sisanya kupikir menyukai Rani juga, dia gadis yang memiliki daya tarik tersendiri. Dian adalah kakak kelasku, kami beda tiga tahun. Dia suka orang lain selain di grup kami, mungkin seumuran dengannya. Aku sendiri gadis pemalu. Aku tak berani berbicara soal rasa suka waktu dulu. Aku bahkan lupa pernah menyukai siapa. Riki kalau tidak salah?

Disamping kegiatan kami yang liar, aku, Rani dan Dian memiliki girls time. Kami suka berkumpul untuk sekedar membicarakan film kartun yang kami tonton, kemudian menirukannya (terutama tokyo mew mew). Rani sebagai Ichigo karena suka warna pink, aku Minto karena suka warna biru dan Dian Ritsu karena suka warna hijau.

Karena menyukai hal-hal seperti itu kami juga sering membuat 'benda ajaib' kami sendiri. Kami menggunting dan mewarnai. Asik sekali. Kemudian kami membuat cerita kami sendiri. Benar-benar tak terlupakan. Kami juga suka menggambar bersama disamping semua itu. Kami cocok.

Semenyenangkan apapun kegiatan kami, pertemanan kami tetap memiliki masalah. Ya. Masalah sepele anak-anak polos yang belum mengerti demokrasi, musyawarah dan politik.

Kami terkadang saling menjauhi jika terjadi masalah kecil. Jika kupikirkan sekarang, bahkan aku tidak tahu masalahnya apa. Mungkin hanya karena salah satu dari kami diikat dua dan yang lainnya tidak atau hanya karena bisa membeli eskrim walls sementara yang lain hanya bisa membeli es lilin. Lucu. Tapi toh, kami tetap berteman lagi nantinya.

Ini bukan surat. Ini cerita aku tahu. Aku hanya ingin mengingat masa kecil kita yang indah. Kalian adalah teman masa kecilku yang tidak akan pernah kulupakan bahkan setelah 13 tahun berlalu dan pohon palem itu sekarang sudah tumbuh semakin tinggi.

Aku tahu kita sekarang tidak bisa berbincang seperti dulu bahkan hanya bertegur sapa pun sulit (karena pindah rumah, lingkungan sosial yang berbeda, gugup karena pubertas). Tapi kalian tetap sepotong dari masa kecilku yang tanpa kalian mungkin akan hampa.

Terima kasih.
Semoga kita bisa bahagia dengan lingkungan kita yang sekarang. Aku mendoakan.



Salam sayang, aku
Yang rindu akan masa kecil tanpa beban.

No comments:

Post a Comment