Monday 29 January 2018

TweetPoem

Rindu ini candu
Diantara malam-malamku yang biru
Semua tentang kamu
Membelenggu

Mata tidak kunjung merapat. Kabar darimu tak kunjung kudapat. Keparat.

Pada kidungku yang lara, kutuliskan sajak tentang kita. Tentang hati yang gayang, tentang jiwa yang nestapa.

Pada hati yang sembilu, kamu bakar menjadi abu, tak bersisa pula asaku.

Hatiku kelabu,  hujan memandang dengan sendu, lalu menangis membasahi mataku

Lalu aku tertawa, membuang muka, dan air mataku tumpah. Di lantai dua.

Aku rindu keheningan yang kau suguhkan padaku, diatas rumput, dibawah langit biru kala itu.
Dinginnya rintik hujan menusuk ujung kulitku, rasanya tidak asing, seperti masa lalu.

Butir butir puisiku, sudah larut oleh ombak masa lalu, menyisakan sembilu.

Aku benci pada tiap ragu yang ada pada binar matamu

Saat kau pergi bersama gadis itu, hatiku berpacu maju, segera pergi sebelum hati ini terjebak dalam pilu.

Cont.

Monday 22 January 2018

Aku Ingin

Aku ingin bersama dengan seseorang, yang bisa aku genggam tangannya di tengah keramaian.

Saling tersenyum dan melempar tawa tanpa peduli dunia.

Dengan langit jingga sebagai penutup hari, dengan sorot lampu yang mulai dinyalakan satu-persatu.

Bersama tanpa kenal waktu.