Saturday 9 December 2017

How You Met Your BF

Aku tidak mau jatuh cinta dengan seorang pria dengan cepat.
Jika sedang di toko buku, aku tidak ingin ada laki-laki yang begitu saja menghampiriku dan mengajak kenalan. Jika ada, dia pasti hanya melihat fisikku

Aku ingin bertabrakan dengannya tanpa di duga-duga. Buku favoritku jatuh dan ia akan berseru: "Kamu suka buku Rick Riordan juga?" lalu kami berbincang panjang hingga malam, memutuskan untuk makan di salah satu restoran fast food terdekat, atau mungkin... Warteg terdekat. Lalu bertukar id line dan berbincang lagi sampai bertahun-tahun kemudian

Sunday 26 November 2017

Kangen Nulis

Halo,

Aku ingin curhat sedikit, perihal menulis.

Beberapa hari ini aku sedang iri pada teman-temanku yang produktif menghasilkan karya. Baik sebuah sketsa gambar, ataupun tulisan. Sementara aku disini sibuk dengan urusanku yang entah apa. Rasanya hobiku terlalu banyak sampai tidak bisa fokus pada satu hal saja. Menyenangkan bisa memiliki banyak keahlian, tapi menyebalkan sekali saat kamu tahu skill mu segitu gitu saja karena tidak bisa fokus pada satu hal.

Aku bisa menggambar, tradisional maupun digital. Gambar tradisionalku tidak berkembang, sampai sekarang aku belum bisa menggambar seseorang dengan utuh, sementara temanku nun jauh dari surabaya, si anak dkv, berkembang sangat pesat. Aku tidak bisa menggeneralisasikan kalau dia jago karna dia anak dkv, tapi memang karena aku tidak produktif menggambar jadi gambarku tidak berkembang. Salahku.

Aku juga suka menulis. Tapi menyebalkan sekali karena aku menulis jika hanya dapat mood saja. Perlu baper dan hal remeh lainnya agar aku bisa menuangkan sesuatu ke dalam tulisan. Kemarin aku membaca tulisan temanku si biskuit tabur gula dengan ide kyut tentang makanan, brilian sekali sampai aku malu pada diriku kenapa tidak bisa sebrilian itu. Kemudian tadi aku membaca tulisan si rusa kutub utara, idenya sama cemerlangnya dengan ide idenya mengenai bintang. Sungguh aku malu. Kami berkembang bersama dengan tulisan dan kini dia lebih mahir dariku. Kemana aku yang dulu?

Nampaknya tulisan bisa lahir jika aku dapat dukungan. Semasa SMA, perjuangan menulisku mendapat dukungan penuh dari Alnilam, sumber motivasiku yang terbesar, tapi sekarang ia sudah jarang berada disampingku sebagian besar karena egoku sendiri. Menyebalkan memang. Alnilam kini kukira sedang memberi motivasi luarbiasanya pada rusa kutub utara, dan aku yakin dia berhasil. Dia selalu berhasil.

Akhir kata, aku ingin memposting tulisan ini sebagai pengingat jika aku harus produktiv kembali di tengah kesibukan tanpa henti ini. Aku tidak ingin kalah. Selalu tidak ingin kalah. Jika seseorang bisa menjadi Alnilam ku di UPI, mohon segera mengajukkan diri. Terima kasih.

Thursday 26 October 2017

Angin

Gadis itu berdiri di ujung tebing. Angin laut menghempaskan rambutnya sehingga berterbangan tak beraturan. Dress selututnya berkibar namun ia pegang erat dengan tangan kanannya agar tetap menutupi tungkai kaki. Tangan kirinya memegang topi lebar agar tidak terbawa angin pula. Menghampirinya, Bayu berjalan perlahan.

"Kamu tidak takut berdiri di sini? Tebing ini curam loh." Ia menggeleng. Pandangannya lurus kedepan. "Anginnya juga besar. Bisa-bisa kamu terbawa sampai jatuh ke laut sana." Bayu tertawa kecil, mencoba menggodanya. 

"Apaan sih, Bay." ujarnya datar, tapi terbit pula senyum di wajahnya. Mereka diam sesaat. Angin meniup rambut panjang gadis itu, disisirnya beberapa kali agar tidak begitu berantakan.

"Jadi, kamu mau mengatakan siapa orang yang kamu sukai sekarang? Bukannya tadi kamu bilang kamu akan cerita setelah kita sampai?" Bayu bertanya hit the point. Gadis itu, Naila, nampak agak kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan Bayu. Tingkahnya jadi aneh. "Belum mau cerit..?"

"Aku suka angin." ujarnya tiba-tiba, memotong ucapan Bayu. Bayu terlihat berpikir sejenak. Itu alasan ia ingin berdiri di atas tebing?

"Kamu suka angin? Bahkan itu bukan pertanyaan... ku."

Angin? 

Bayu terhenyak. Seperti baru menyadari sesuatu, ia menatap gadis itu cepat. 

"Aku suka angin," ujarnya lagi. Naila menatap Bayu lekat-lekat menunjukkan keseriusannya. Ia berkata dengan mantap sebelum akhirnya kembali menatap laut dan menurunkan pinggiran topi untuk menutup wajahnya. Semburat merah muncul di sana. Bayu memalingkan wajah untuk menutupi senyumnya. Pipinya juga memerah.

Wednesday 18 October 2017

Anak SMA

Percayalah, anak SMA itu masih muda
Kamu masih bisa menjalin sebuah hubungan, lalu berakhir karena tidak cocok. Belum, masih jauh untuk bertahan seumur hidup dengan dia.

Anak SMA itu masih muda
Kamu masih bisa meluncur dari atas pinggiran tangga menuju ke lantai satu. Tidak perlu malu, karena hal itu masih layak dilakukan di usiamu.

Anak SMA itu masih muda
Jika mengantuk di jam istirahat atau di sela-sela pelajaran tanpa guru, tidur saja sepuasmu. Itu adalah kenikmatan tersendiri di jam-jam penuh peluh.

Anak SMA itu masih muda
Cobalah datang terlambat sesekali saat upacara bendera akan berlangsung. Rasakan tiap debaran ketika kamu panik jika tidak akan di bukakan gerbang depan.

Anak SMA itu masih muda.
Aku mohon, jangan dulu anggap kalian sudah dewasa, perjalanan masih panjang, lakukan hal-hal yang kalian suka bahkan jika tidak masuk akal. Karena setelah dewasa, kalian akan menyesal karena tidak melakukannya ketika SMA, masa kanak-kanak terakhirmu di dunia.

Friday 29 September 2017

Kala Itu

Papa, ini anak gadismu
Anak gadismu yang sedang jauh di perantauan
Sedang mencoba untuk terlelap
Tapi bayangmu menari di depan mataku
Aku ingat hujan kala itu, dinginnya mencabik kulitku
Aku menunggu di lantai orang, duduk termenung
Tiba tiba pintu terketuk dan kulihat kau berdiri di depan pintu
Membawa payung, hangatnya sampai merekahkan senyumku
Aku ingat siang kala itu, aku mendapat banyak sekali hadiah
Mobil mobilan kecil kau keluarkan dari kotak, lalu duduk di belakang pintu
"Duduk disana, da"
Itu mobil pertamaku yang kumainkan bersamamu
Aku ingat malam itu, malam ulang tahunku
Pestanya sederhana, hanya aku, mama, dan papa
Kutiup lilinnya dengan gembira
Sebungkus popcorn ukuran besar,  dan sebuah boneka gajah
Aku ingat kala itu
Aku meminta ini padamu
Dan kau bilang "Halah! Untuk apa!"
Tapi esoknya 'itu' sudah ada di tanganku
Semuanya hanya basa-basi.
Intinya.
Aku rindu.
Papa, aku rindu.

Wednesday 20 September 2017

Beranjak

Aku adalah gadis
Dan gadis ini baru saja beranjak
Beranjak dari duduknya
Dari kursi masa lalu

Ia bangkit
Melangkah ke pintu
Pintu-pintu yang pernah ia lewati
Membukakan pintu-pintu baru

Asing
Udaranya asing
Tanahnya asing
Orang-orangnya asing

Wednesday 1 February 2017

Hatsune Miku/Keeno - Glow (Lirik + Terjemahan Bahasa Indonesia)


Furisosoida tsumetai ame
Hujan yang dingin ini
Aoi kizu wo tokashitetta
Melelehkan lukaku yang biru
Itsuka miteta yuugurezora no
Diujung langit senja aku melihat masa lalu
Sumikko de warau dareka ga ita
Seseorang disana tersenyum 

Kizukanai uchi ni OTONA ni natte
Tanpa kusadari aku telah jadi dewasa
Kirei na uso kuchi ni dekiru hodo
Kebohongan indah mudah mengalir dari bibirku
Ironna itami wo oboete kita kedo
Aku tau bagaimana banyak rasa luka
Soredemo mada itai'n da
Namun yang ini masih terasa sakit 

Yuugure no namida ga desou na aka
Langit senja begitu merah membuat air mataku jatuh
Watashi no naka no kimi wo tokashite shimae
Tolong menghilanglah bayanganmu dari hadapanku 

Watashi no karada-juu kimi no kizuato de 
Aku dipenuhi oleh luka yang kau buat  
Afureteiru kara mou susumenai yo
Oleh karena itu aku tidak bisa pergi lebih jauh
Nee kiete keshite yo sou negatteita noni
Hey, dapatkah kamu menghilang? Itulah doaku
Doushite konnani kitsuku dakishimeteru no?
Tapi kenapa kau malah memelukku begitu erat? 

Kimi no koe ga tooku naru
Suaramu mulai memudar 
Nomikomaresou na aka
Tertelan oleh senja yang merah
Kitto kono mama kimi wo tokashite
Sekarang kau akan segera menghilang 
Yoru ni naru dake
Menyatu dengan malam 

Awaku somaru yubisaki ni koboreochisou na aka
Merah yang membias samar melewati ujung jariku
Watashi no naka no kimi wo ubatte shimau
Menyisihkan bayangan dirimu dalam diriku 

Chigereteku kumoma kara afuredasu namida
Air mataku jatuh diantara potongan awan yang retak 
Sukoshizutsu nijimu kimi ni gyutto shigamitsuita 
Aku mendekapmu erat seiring dengan dirimu yang memudar

***