Sunday 15 May 2016

Stargazing



Keluarga mereka sepertinya tidak ada yang memperhatikan jika ada dua orang yang lenyap dari pesta keluarga itu.

 ***

Tara berbaring di samping Chandra. Ternyata rumputnya benar-benar kering. Dan saat berbaring, ia langsung disuguhkan oleh pemandangan yang luar biasa.

Langit benar-benar bersih tanpa awan. Ditambah lokasi mereka yang cukup jauh dari cahaya (halaman belakang rumah Chandra benar-benar luas) membuat bintang-bintang benar-benar terlihat benderang.

"Woah." Tara berkata takjub.

"Indah kan? Aku juga sudah lama tidak kesini karena disini cukup menyeramkan jika sendirian."

"Kau harusnya sering-sering mengajakku kesini, Dra. Aku haus sekali melihat langit yang bersih seperti ini."

Chandra tertawa kecil.

"Aku baru sempat, dulu kan kau sombong sekali, menyapa saja tak pernah."

"Aku tidak menyapa bukan karena sombong tahu, aku malu. Apalagi kau kan laki-laki." Protes Tara. Chandra terdengar tertawa lagi. Kemudian hening menyelimuti mereka. Lama sekali. Samar-samar Tara mulai mendengarkan suara jangkrik yang kedengarannya banyak sekali. Lalu kembali fokus ke bintang-bintang.

"Kenapa kau suka bintang, Ra?" Chandra mencairkan suasana yang sempat beku. Tara terdiam sebentar, tidak menjawab.

"Tidak tahu. Mungkin karena orang tuaku juga suka bintang?" jawab Tara pada akhirnya. "Papa suka rasi Orion, mama suka rasi Crux. Aku suka Ursa."

"Aku suka Scorpio." potong Chandra.

"Bahkan namaku juga berarti bintang di bahasa Sansakerta. Tara Nilam Adriana. Tara berarti bintang Nilam adalah batu safir dan Adriana berarti gelap. Mungkin mereka ingin aku jadi cahaya yang bersinar dalam gelap?" tanya Tara entah pada siapa.

"Adik kembarku juga dinamai Lyra dan Aquilla, seperti nama rasi. Kau tahu kan? Mereka rasi yang bersebelahan dengan Cygnus. Orang tuaku bisa saja mengambil Cygnus menjadi nama, tapi mungkin itu terlalu aneh jika dipakai." lanjutnya. "Ah, maaf. Aku terlalu banyak bicara. Aku sering kelepasan jika sudah menyangkut hal ini."

"Tidak apa. Aku suka mendengarmu bicara." jawab Chandra. "Namaku juga berarti Bulan, kau tahu? Chandra Dipta Ananta, bisa diastikan Cahaya Bulan Tak berujung. Rasanya menarik sekali mengetahui nama-nama kita berasal dari nama benda benda langit."

"Dan kita adalah penikmat langit." lanjut Tara.

***

No comments:

Post a Comment