Wednesday 20 January 2016

Gadis Manis

Aku bukan gadis yang manis
Bicaraku kasar
Tingkahku aneh
Aku suka bergerak semauku
Aku tidak suka menaati aturan
Sikapku tak acuh
Penampilanku berantakan
Aku juga tak cantik

Mana bisa kau suka padaku?

Sunday 10 January 2016

My Beloved Grandpa

Aku tak percaya dengan apa yang kulihat.
Ia terbaring lemah dalam balutan selimut tipis.
Wajahnya sepucat rambutnya.
Dengan senyum dan gerakan yang dipaksakan ia membalas uluran tanganku.
Lemah.
Beliau sangat lemah.
Kenangan kini berputar.
Tidak akan ada lagi orang yang akan menikmati diam bersamaku.
Aku tak akan punya tempat pergi jika kesepian lagi.
Aku mengalami rindu mendalam pada seseorang yang bahkan jarang kutemui, jarang bicara padaku.
Dan kini aku hanya berharap, ia bahagia disana.
Dan kek, aku sayang kakek.

Bintang Jatuh Lain

Tak ada cerita tak ada berita,
Kemudian membawa duka.
Siapa sih kau?
Berani-beraninya mempermainkan gadis yang tulus ini.
Datang-pergi-datang-pergi lalu sekarang tak kembali
Tanpa kutahu kelak kan datang lagi atau bahkan benar-benar pergi.

Cukup!
Kisah kita berakhir malam ini.

Harap

Aku menabur harapan pada malam
Menunggu dalam ketidakpastian
Hingga akhirnya kau benar-benar tak datang


Aku Menyukaimu

"Aku menyukaimu."

 Aku tertegun mendengarnya.

"Lalu apa? Kau mau tanda tanganku?"

"Aku bilang aku menyukaimu bukan mengidolakanmu!" Tangan dengan gelang hijau toskanya tampak menegang.

"Apa bedanya? Itu sama saja."

"Bukan seperti itu!" ia mendengus. "Aku menyukaimu dan mau jadi pacarmu."

"Hah?" aku mengangkat alis. "Baiklah, tapi itu tetap sama saja. Semua fans-ku pasti ingin menjadi pacarku."

"Bukan begitu!" ia bersikeras. "Aku menyukaimu!"

Aku benar-benar tidak mengerti apa maunya.

Sampai suatu hari saat aku sedang dalam suatu acara...

"Kau hanya artis bodoh dengan modal tampang!" jerit Joan menjadi. Semua fansku diam tak ada yang membelaku. Aku malu dan aku takut setengah mati. Posisiku masih tersungkur di tanah sampai sebuah tangan dengan gelang berwarna tosca mengulurkan tangannya padaku, membantuku berdiri.

"Leo tak seperti itu!" teriaknya pada Joan.

"Apa yang kau tahu soal dia gadis fan? Ah, biar kutebak, kau juga salah satu orang yang hanya mengidolakan wajahnya kan? Kau bahkan tahu suaranya buruk dan kau masih membelanya hanya karena dia punya wajah!"

"TIDAK!" jerit Arina. "Asal kau tahu, suara Leo memang bagus dan kau hanya iri! Dan perlu kau tahu juga, aku sama sekali tidak menyukai wajahnya!"

"Pembohong!" sembur Joan.

"Aku bersungguh-sungguh." suara Arina merendah. Lalu ia menatapku.

"Aku menyukai Leo, tapi bahkan aku tak tahu alasannya. Yang aku tahu, Leo sangat baik dan aku ingin selalu bersamanya." ujar Arina pelan. Joan terdiam. Aku terdiam. Semua fans-ku terdiam.

Aku mengerti sekarang.
Dia hanya menyukaiku. Menyukaiku.

Dan sepertinya aku pun menyukaimu, Arina.

Tuesday 5 January 2016

Layak

Aku tidak pernah berpikir untuk mengalah dengan perasaanku
Tapi sikapmu yang kaku bak batu itu
Telah membuatku berpikir untuk kesekian dan kesekian dan kesekian kalinya
Apa aku layak ada disana?
Apa kau layak tuk dipertahankan oleh gadis lemah ini?
Putus asa karena cinta
Apa aku layak mendapatkannya?
Hujan pedih berhamburan,
Memukulku berulang kali
Namun tak kulihat keteduhan dimatamu untuk berlindung

Sekarang,
Apa jawabmu?