Sunday 20 November 2016

Kiss The Rain (a Flash Fiction)

Bacanya sambil denger ini ya ;)




Pria itu berbaring di ranjangnya yang dingin. Ia menghela nafas berkali-kali, nampak lelah. Keadaan kamarnya gelap, ia malas menyalakan lampu, rasanya ia hanya ingin terlelap. Tapi tak lama kemudian, tanpa dikomando, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Airnya menyiprat masuk karena jendela yang terbuka. Air itu menyiprat pula pada wajahnya yang sudah terlebih dulu kuyu. Si pria membiarkan wajahnya basah sedikit demi sedikit. Ia menatap petir dan kilat yang bergantian muncul lalu kembali menatap lurus ke depan, ke arah lampu yang padam. Kemudian si pria menutup matanya perlahan. Bukannya terlelap, seseorang malah muncul dalam bayangannya.

Gadis itu.

Senyumnya. Genggaman tangannya. Lalu berganti jadi air mata.

***

"Apa kau mencintaiku?" tanyaku pada saat itu. Kami sedang berjalan beriringan, tangannya berada dalam genggamanku, sedikit menghangatkan tangan ini dari udara malam yang dingin dan membuatku menggigil.

Ia masih saja menunduk, seperti ada sesuatu yang dipikirkannya namun tidak mau berbagi denganku. Akhirnya aku mengangat dagunya, memaksanya untuk menatap mataku.

"Katakan kau mencintaiku."

Tapi kemudian ia berpaling, kembali menatap tanah.

"Elle..."

"Maafkan aku." akhirnya ia bersuara. Namun parau. Aku menunduk untuk mengecek keadaannya. Ternyata sudah ada air mata yang tumpah ke pipinya. Aku terkejut. Kupegang kedua pundaknya, memaksa gadis itu untuk berhadapan denganku. Dia masih menunduk dan terisak. Apa aku melakukan kesalahan?

"Elle, ada apa? Kenapa kau menangis? Apa pertanyaanku menyakitimu?" aku mencoba berkata sepelan mungkin agar ia mau menjawab. Tapi ia hanya menggeleng. Lalu kenapa ia seperti ini?

"Maafkan aku."

Apa?

"Maaf. Sungguh aku minta maaf."

Aku benar-benar tidak mengerti. Ketika aku hendak bertanya dia memotong dengan cepat.

"Aku tidak pernah mencintaimu."

Apa.. apa maksudnya ini? Kenapa dia bilang begitu?

"Elle, apa maksudmu? Aku tidak mengerti. Kenapa.. kenapa kau bilang tidak mencintaiku? Lalu bagaimana dengan hubungan ini.. maksudku.. kenapa? Ini begitu tiba-tiba." Pertanyaan di otakku begitu banyak, aku tidak bisa menampung semuanya. Gadis ini harus menjelaskan semuanya padaku.Oh, Tuhan lihat, mataku berair sekarang. Aku mencoba tersenyum padanya, menganggapnya hanya bercanda.Tapi gadis ini masih saja bungkam, hanya isak tangisnya yang keluar. Namun bukan ini jawaban yang ingin kudengar.

"Ada orang lain."

Apa?

Apa yang baru saja ia katakan?

Aku terdiam begitu lama. Menatap kosong kedepan. Memikirkan semua perkataannya yang begitu.. entahlah.. samar.. buram..

Menyakitkan.

Lalu ia mendekapku. Membenamkan wajahnya di dadaku, masih terisak. Maaf.. maaf.. maaf.. Hanya itu yang ia katakan. Sedangkan aku masih menatap kosong kedepan. Mataku beralih pada genangan air di bawahku, memantukan wujud ia yang sedang memelukku seolah merekam tragisnya kejadian malam ini. Kemudian bayangan yang kupandangpun menjadi buram oleh air mataku, lalu membasahi pipiku. Tiba-tiba ia melepas dekapannya, menatapku, dan aku pun mencoba menatapnya. Wajahnya yang cantik itu penuh air mata. Ia tersenyum. Cantik sekali, seperti bidadari. Dan bidadari ia akan pergi dari hidupku.

"Ini perpisahan. Terima kasih atas segalanya Leon."

Lalu ia berbalik dan berjalan cepat meninggalkanku. Sesekali ia terlihat menyeka air matanya, tapi ia terus berjalan, semakin jauh dan jauh. Aku menatapnya sampai wujudnya hilang ditelan gelapnya malam, dan hanya menyisakan kenangan.

Petir menyambar. Hujan turun dengan derasnya. Namun aku tidak beranjak dari tempatku berdiri. Alih-alih aku menengadahkan kepalaku ke langit. Membiarkan hujan ini membasahi tubuhku, membawa serta air mataku ke tanah, dan berharap hujan ini menghapus semua kenangan akan gadis itu.

***

Baca lirik Kiss The Rain disini.