Untuk
kucing hitamku di rumah...
Dulu
aku takut dengan kucing. Namun sejak temanku memaksaku untuk mencoba memegang
mereka saat usiaku 5 tahun, aku tidak takut lagi.
Kenangan
akan bulu yang kuusap begitu lembut, tatapan dari mata mereka yang khas, tangan
mereka yang sampai sekarang membuatku gemas. Aku suka.
Tapi
aku tak oleh memelihara kucing. Katanya aku tak akan mengurus mereka dengan
benar. Aku kecewa tapi aku tahu kata-kata itu benar. Aku bukan manusia yang
cukup betanggung jawab.
Namun
keinginanku untuk memiliki satu terkabul. Seekor anak kucing hitam datang ke
rumahku. Dia begitu kecil dan bulunya panjang dan begitu kusam, matanya kuning
juga besar, dia juga sendirian.
Tapi
ini yang pertama bagiku, aku terlalu senang untuk peduli jika kucing itu buruk
atau tidak. Aku sering mencoa menggendongnya walaupun ia sering melompat karena
tak mau. Dia juga tak suka disentuh, dia akan langsung menjilati bulunya jika
aku mengelusnya. Dia sangat arogan. Tapi walaupun begitu, ia seringkali datang
ke kamarku tiap malam dan tidur di leherku. Bulunya lembut dan hangat. Aku
tidur lelap tiap malam.
Aku
sangat sayang padanya. Sulit bagiku membayangkan jika ia mati kelak. Aku tahu
ini terlalu kasar, tapi bagaimanapun juga itu akan terjadi. Ini membuatku
sedih, tapi aku coba untuk menjalani hari-hari saat aku masih bisa bersamanya.
Hei,
Aku
sayang padamu. Terima kasih sudah datang ke rumah ini ya.. Kuro
No comments:
Post a Comment