Wednesday 10 February 2016

Kucing Hitam

Untuk kucing hitamku di rumah...

Dulu aku takut dengan kucing. Namun sejak temanku memaksaku untuk mencoba memegang mereka saat usiaku 5 tahun, aku tidak takut lagi.

Kenangan akan bulu yang kuusap begitu lembut, tatapan dari mata mereka yang khas, tangan mereka yang sampai sekarang membuatku gemas. Aku suka.

Tapi aku tak oleh memelihara kucing. Katanya aku tak akan mengurus mereka dengan benar. Aku kecewa tapi aku tahu kata-kata itu benar. Aku bukan manusia yang cukup betanggung jawab.

Namun keinginanku untuk memiliki satu terkabul. Seekor anak kucing hitam datang ke rumahku. Dia begitu kecil dan bulunya panjang dan begitu kusam, matanya kuning juga besar, dia juga sendirian.

Tapi ini yang pertama bagiku, aku terlalu senang untuk peduli jika kucing itu buruk atau tidak. Aku sering mencoa menggendongnya walaupun ia sering melompat karena tak mau. Dia juga tak suka disentuh, dia akan langsung menjilati bulunya jika aku mengelusnya. Dia sangat arogan. Tapi walaupun begitu, ia seringkali datang ke kamarku tiap malam dan tidur di leherku. Bulunya lembut dan hangat. Aku tidur lelap tiap malam.

Aku sangat sayang padanya. Sulit bagiku membayangkan jika ia mati kelak. Aku tahu ini terlalu kasar, tapi bagaimanapun juga itu akan terjadi. Ini membuatku sedih, tapi aku coba untuk menjalani hari-hari saat aku masih bisa bersamanya.

Hei,
Aku sayang padamu. Terima kasih sudah datang ke rumah ini ya.. Kuro

No comments:

Post a Comment